Sebenarnya ide ini saya temukan dalam suatu buku laris yang berjudul “The 7 Habits of Highly Effective People”, maka saya termenung apabila ide-ide tersebut sebenarnya dapat diterapkan pada situs web. Mengapa? Karena saya memandang situs web itu sebenarnya bak orang di dunia maya, jadi bukan sekadar brosur atau katalog mati yang jarang di-update atau tidak bernyawa. Sebenarnya 7 “habits” itulah yang diperhatikan oleh Stephen Covey selama lebih dari lebih dari 25 tahun pengalamannya dalam bisnis. Sebelum akhirnya muncul ciri atau “habit” yg ke-8.
stephen-covey-7-habits-of-highly-effective-people Terus terang kita semua setuju bahwa kemunduran sumber daya manusia pada suatu korporasi adalah hal yang ditakuti oleh seorang CEO. Karena ini mengakibatkan kemunduran, yang berujung pada profit dan growth. Nah bagi suatu organisasi atau individu yang mengandalkan situs web yang berperan di ujung tombak dalam menghasilkan branding dan revenue seharusnya juga concern juga, maka dalam konteks ini, peranan sumber daya yang dimaksud adalah menjadikan web bak sumber daya manusia itu sendiri.
Andaikata pula Anda mendapati adanya suatu resource yang bakal mampu meningkatkan customer loyalty, termasuk juga menurunkan overhead cost untuk customer support, apakah Anda tidak melirik untuk memanfaatkannya? Sebenarnya asalkan kita tahu memerankan situs web sebagai suatu resource tersebut, maka akan mendatangkan potensi yg besar yang saat ini tidak banyak organisasi memaksimalkannya, kecuali hanya sebatas “nongol” secara online, dan memiliki web sebatas brosur online saja di tempat antah berantah di dunia intangible.
Terus terang banyak sekali organisasi mengidamkan situs web yang efektif loh, paling tidak, walaupun tidak memiliki memiliki ”highly effective websites”, benarkah?
Banyak perusahaan memang secara relative berhasil menciptakan situs web yang menarik secara visual, namun tidak mampu menciptakan hasil yang diharapkan. Bayangkan saja mendatangkan pengunjung ke situs web itu saja sudah sulit, nah setelah mereka mendarat ke situs web Anda, tak terhitung kebanyakan dari mereka terbang tanpa kembali dan tanpa meninggalkan jejak, boro-boro akhirnya memesan barang dari perusahaan pemilik web tersebut. Para empunya situs web garuk-garuk kepala dan terheran-heran sudah sejauh mana situs web menghasilkan revenue bagi perusahaan, mengapa sudah 5 tahun sejak memiliki situs web, terus saja situs web tsb belum bisa mandiri secara financial.
Sehingga banyak dari antara mereka bertanya; Bagaimana Anda dapat menjamin situs web yang Anda buat menghasilkan results sesuai yang diharapkan?
Mungkin menarik kalau kita bicarakan dan diskusikan secara terbalik bagaimana prinsip brilian dari “The 7 Habits of Highly Effective People” diterapkan pada salah satu makhluk hidup di dunia maya, situs web sehingga menjadikannya asset yang lebih berharga dalam meningkatkan brand awareness, customer retention dan akhirnya menggiring qualified leads yang berujung pada pelanggan, karena itu ini dia 7 ciri yang membuat suatu situs web tidak efektif.
#1 KOMUNIKATIF DAN TANGGAP
Ini adalah habit 1, yang tidak dimiliki oleh kebanyakan para pemilik situs web. Tidak memahami karena alasan apa dan apa yang menyebabkan audiens mendarat di situs web. Mereka tidak mampu mengantisipasi pikiran dari target audiens yang mengetikkan produk yang mereka jual, yang seharusnya ini merupakan prioritas untuk memahami bagaimana hingga mereka bisa mengunjungi suatu situs web.
Asal Anda tahu bagaimana produk dan bisnis Anda diwakili oleh kata-kata, dan apakah frase tersebut adalah frase yang muncul di benak calon kastemer Anda, maka Anda memenangkan pikiran (mind) mereka. Mindshare adalah langkah awal untuk merebut marketshare di dunia maya.
Ada berbagai perangkat online dan desktop yang dapat membantu Anda menangkap persepsi pasar apabila mereka ingin mencari produk Anda, dan dengarkan serta ikuti apa kata mereka.
#2 TERARAH MEMILIKI TUJUAN
Tanpa habit ke-2 ini, maka kebanyakan situs web walaupun sudah berusia 5 tahun, akan tetap mengemis secara financial kepada para pemiliknya untuk mampu tetap exist di dunia maya. Sebenarnya pengalaman mereka yang sukses adalah situs web mampu menyediakan sarana yang terarah untuk menggiring calon prospek yang akhirnya masuk ke dalam sales process entah fullfilment-nya secara offline atau pun online. Quo Vadis sir? Sebenarnya yang harus ditanyakan oleh siapa pun yang akan membangun proyek web untuk meraih hasil yang diinginkan demi efektivitas yang optimal.
#3 TETAPKAN PRIORITAS
Yang saya lihat ada dua hal apabila pelanggan beralih ke perusahaan pesaing, yaitu soal perasaan. Ya perasaan mereka kurang diperhatikan dan perasaan bahwa manfaat meneruskan bisnis dengan Anda tidak sebanding dengan overhead cost-nya.
Juga fakta bahwa tidak mengutamakan pengalaman mendarat dari audiens Anda. Sulit untuk menjalankan audience retention. Jauh lebih sulit menarik audiens masuk ke situs web korporat Anda dibandingkan mempertahankan mereka dengan selalu keep in contact, jadi mengapa harus bersusah-susah mencari audiens baru sedangkan yang lama diabaikan? Perasaan, ya sekali lagi perasaan audiens Anda diabaikan.
#4 MENGHARGAI HAL YANG KECIL SEKALIPUN
Sekecil apa pun informasi yang diberikan oleh audiens web Anda sangat berarti. Dan ini mampu memberikan win-win relationship antara suatu organisasi dan pelanggannya. Umumnya CIRI ke-4 ini juga yang tidak diperhatikan. Memang kita secara bawaan sering tidak menghargai hal kecil. Padahal ini barometer kita bisa menghargai hal yang besar.
Lihat saja buktinya, banyak situs web menerapkan prinsip registration di awal, padahal itu semua membutuhkan kepercayaan sebelum seorang audiens mau memberikan informasi tentang dirinya ke dalam halaman web registrasi. Konsep ini saya melihat ibarat, seorang pria yang mengharuskan dilakukan “tunangan” dahulu kepada seorang wanita untuk bisa dijadikan pacar. Luar biasa kalau ada yang mau!
#5 UMPAN BALIK SANGAT PENTING
Mekanisme capture dan feedback, memang sangat penting bagi suatu situs web untuk menganalisa keefektifan situs web Anda, tetapi saya terus terang bahwa ada metode lain yang sebenarnya dapat Anda manfaatkan untuk mencari tahu mengapa audiens Anda tidak memberi tahu apa yang mereka sendiri tidak tahu.
Cari tahu apa yang audiens Anda cari di situs web Anda dengan memeriksa “search strings”. Habit ke-5 inilah yang juga diremehkan sebagai cara untuk memahami apa yang audiens web Anda inginkan.
#6 DIALOG TIMBAL-BALIK
Banyak pemilik web tidak memanfaatkan teknologi personalisasi web yang memungkinkan suatu situs web menciptakan “dialog” secara individu dengan audiens web. Dialog ini sebenarnya dapat mengingatkan “mantan” audiens web Anda yang sudah lama tidak berkunjung atau melakukan kontak dengan Anda.
Teknologi personalisasi ini pun memungkinkan Anda melancarkan pesan-pesan yang unik dan berbeda kepada audiens web yang berbeda pula. Cuma sayang saya melihat, pemilik situs web meremehkan kekuatan frase dalam proses sales process.
Konsep dalam habit ke-6 ini sebenarnya dikenal juga dengan istilah episodic marketing, maksudnya menempatkan sang audiens ke proses perilakunya dalam suatu waktu “episode”.
#7 TES TES TES
Seorang marketer biasanya – saya perhatikan – menyukai urusan metrics dalam mengambil setiap keputusan. Tes ini atau itu membantu marketer memahami keefektifan dari konten webnya.
Dengan tidak menerapkan TUJUH CIRI yang membuat situs web tidak efektif ini akan membuat organisasi Anda mengalami peningkatan dalam audience loyalty dan kepuasan tentunya dan menghemat biaya Anda dalam membiayai customer support dan keefektifan yg sama pada online campaign Anda.
Sebenarnya konsep yang dibawakan oleh Covey bukanlah hal baru, namun memang berkembang seraya waktu dan masuk ke platform online. Berkat adanya dukungan content management dan aplikasi personalisasi, suatu situs web dapat menghasilkan profit bagi pemiliknya.
Jadi mengapa kebanyakan situs web tidak atau kurang efektif, itu semua berpulang dari pemiliknya yang juga harus menjadi manusia yang efektif dan mengimplementasikannya pada makhluk online-nya, web.
Rabu, 24 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
POsitiv